Cita-cita dan masa depan cerah

Inget waktu kecil orang tua seneng mendengar anakbi kecil yang bercita-cita dan berkeinginan menjadi dokter, termasuk orang tua saya yang hingga kini selalu memuji seseorang yang memiliki gelar dokter (dr)

Sekarang saya pikir sungguh tragisnya orang tuaku, tidak memiliki anak yang mempunyai gelar dokter bahkan bercita-cita ingin menjadi dokter pun tak pernah terlontar dari mulut ku.

Sungguh bukan maksudku mamah.. Hihihi.. Lebay*

Tapi ini yang ingin saya pertanyakan sekarang, mengapa orang tua sangat ingin anaknya kelak menjadi seorang dokter?

Mmmm kalian pasti bisa menjawabnya...

Ya, sangat mulianya pekerjaan seorang dokter yang  bisa mengobati orang yang sedang kesakitan?

yang jadi pertanyaan apakah betul itu yang ada dibenak orang tua kita saat mengandaikan anaknya kelak menjadi dokter?

Tentu tidak hanya itu, karena orang tua kita sebetulnya berkeinginan apapun yang terbaik buat kita agar kelak memiliki masa depan yang  cerah.

Ngomong-ngomong masa depan cerah apa betul menjadi dokter itu menjamin masa depan akan cerah?

Mungkin sebagian orang menjawab setidaknya :

"Karena banyak pasien keuntungan materi pun terpenuhi bahkan bisa melampaui kebutuhan ... Wow..."

Tapi kayaknya enggak juga deh..

Coba kalian liat bener-bener apakah seorang dokter yg paling paseh memiliki banyak pasien dan bisa memiliki tarif selangit itu yang di sebut masa depan cerah.

Atau yang menelantarkan pasien yang tak mampu membayar biaya, apakah itu yang dimaksud masa depan cerah.

kayak gitu cerah apanya??

Ini pengalaman yang dilihat dengan mata sendiri, banyak sekali kejadian-kejadian pasien ditolak karena gak punya dana yang notabennya dia berobat dirumah sakit tempat yang banyak sekali dokter berkeliaran. Masa gak ada satupun seorang dokter yang berlaku layaknya manusia yang punya perasaan.

Apakah itu masa depan cerah dengan mengorbankan nilai kemanusiaan dan mengedepankan sisi kehewanan yg mau bergerak hanya memenuhi nafsu perutnya. Dasar *onyet

Sorry sedikit emosi .. Itu hanya sedikit gambaran aja yang saya lihat dengan mata saya sendiri. Emosinya Mungkin juga sedikit terpengaruh dari keadaan keluarga kecil saya yang suka was-was kalo saja salah satunya saya, istri atau anak yang sakit. 

Tapi tenang saja soalnya masih bersyukur rasa sakit itu datangnya dari yang maha pencipta dan saya selalu bilang sama keluarga saya kita adalah keluarga yang kuat, jadi apabila salah satunya sakit saya selalu ingat kan itu. "Keluarga kita keluarga yg kuat"

Bersyukur juga masih banyak dokter yang rela berkorban tanpa pamrih atau pamrih secukupnya masuk ke daerah konflik maupun bencana yang dapat mencerah masa depan.

Kembali ke masa depan cerah, menjadi dokter, pilot, arkeolog, jurnalis dll. Akan menjadi masa depan yang cerah apabila semuanya dilakukan atau jalani oleh manusia yang berprilaku manusia.

Tinggal kita lihat siapa kah kita ini, apakah kita layak menjadi manusia atau hanya pantas menjadi hewan.

denons

No comments:

Post a Comment

Instagram